Thursday, January 19, 2012

SIKSA!!*

 
Semesteran kemarin lumayan membuat stres dan agak membuat marah.
Kelas X angkatan 11/12 ini benar-benar memilukan dan bikin pengen jedotin kepala ke tembok. Kepala siapa? Kepala anak-anak itu lah, ngapain juga kepala sendiri. Sakit dunk. 
Rupanya apa yang telah diajarkan ke anak-anak itu, yang sehari-harinya mereka dengan mantap dan gagah bilang: Ngerti, Bu. Gampang, Bu... ketika diujikan di semesteran bersamaan dengan materi yang lain, mereka lupakan. Mungkin dianggap remeh temeh. Udah yakin pernah tau, jadi ga perlu dipelajari lagi. Atau nggak ngerti maksud soal (?!?). Atau nganggap bakal lulus aja? Toh ada remedial.
Yang memuakkan, udah bikin soal capek-capek, berpikir keras, memilah dengan hati-hati sambil berpikir: bisa nggak ya kalau dikasih soal ini? -- Eh ternyata mereka ngerjakannya tutup mata, meramal. Dan salah! Asal silang.
Yang ngajar matematika sampe bilang: Saya nggak mau koreksi pekerjaan mereka, paling juga nilainya 2, 3, 4.
Yang ngasih remedial ngeluh: Apaan, udah remedial soalnya sama, tetep ngejawabnya yang salah.
Saya sih males ngasih remedial, karena sama aja. Dan hampir sekelas remedial. Semua mata pelajaran!
Bayangkan, mereka nanyanya: Bu, kapan remedial ini? Pak, kapan remedial itu? Semua mata pelajaran ditanyai. Hidup kok cuma untuk remedial. Mendingan ga usah belajar sehari-hari. Langsung ujian aja. Toh sama aja. Tapi kalau saya ngomong gitu ke forum guru, dianggap nggak menghargai proses dan malas melakukan proses. Lha wong prosesnya mandeg. Kayak dorong mobil yang ga bisa jalan sama sekali. Kalau mogok aja mending bisa didorong. Model yang ginian anggap aja ga ada ban satu. Ya nggak jalan. Bikin keringetan tapi ga maju-maju.
Akhirnya saya memutuskan meniadakan remedial. Mereka bersorai karena dipikirnya bagus semua. Oke, nilai saya utangi, tapi tar kalau ketemu di semester baru, SAYA SIKSA KAMU! begitu pikir saya. Dilembutin ga mempan, waktunya dikerasi. 
Kadang sih ga peduli, wong Kimia ini. Nggak terlalu vital untuk kehidupan mereka, specifically. Asal tahu dan mengenali zat yang oke atau enggak, manfaatnya dan dampaknya, dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan, I think that's it. Untuk mereaksikannya, untuk keelektronegatifan, gaya tarik, bentuk molekul yang invisible itu, apa harus semua orang harus tahu? Rasanya tar anakku kalau nggak tau pun aku ga terlalu keberatan. Kecuali kalau minatnya ke situ. Tapi rasanya ga usahlah. 
Nah, kalau udah begitu, balik lagi ke kurikulum sekolah umum, udah efektif nggak sih? Penting semua nggak sih? Soalnya kalau dicampur Geografi, Ekonomi, Fisika, Biologi, Kimia, ditambah Agama (yang masih membingungkan, kenapa juga harus diajarkan di sekolah), rasanya kok kebanyakan dan agak-agak wasting time. Rasanya agak pas kalau dah sesuai minat dari awal. Hahhahaa, kebayang kalau Marissa baca ini, komennya: "Situ guru kok nggak percaya pada pendidikan formal? Kamseupay. Jangan-jangan ijazah palsu."

*amit-amit jabang bayi

6 comments:

  1. bolehhhhhhhhhhhhh bangetttttttttttttt.... biar rajin lgi km posting2. biar rame euy dunia blogger. silakan silakan ikutan.

    dan kamseupay, oh my oh my -_________-

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahahah akhirnya sy memasukkan kata sakti itu di blog :D

      Delete
  2. kamu ajarin bikin mobil aja atau kapal selam. itu berguna buat kehidupan mereka

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh deh tar kapan2, ma pesawat tempur juga mungkin. tapi dari lego. soalnya spesialisasiku bukan yg gtuan, melainkan... (ah ga sah disebut tar ditangkep)

      Delete
    2. Ikut Koment boleh ya? hehehe... Selamat pagi bu guru

      Delete
    3. halo newcomer. silakan. pagi juga. tengkyu dah mampir

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...