Tuesday, November 16, 2010

Alcatraz (1)

Ada seorang murid, bilang saja namanya Alcatraz. Dia tergila-gila dengan magic. When I said magic about him means sulap dan sejenisnya. Bukan magic yang sihir, guna-guna, dan jin. Apakah hipnotis termasuk magic? Off course not. Tapi dia juga suka itu. Sayangnya, belakangan kegemarannya akan sulap dan hipnotis membuatnya disangka suka berurusan dengan jin (termasuk memanggil dan mengusirnya).
Alcatraz adalah murid yang cerdas. Bisa dibilang dia maestro sains di sekolahnya sekarang. Anaknya juga kelewat eksentrik dibanding teman-teman dan adik kelasnya. Kegemarannya beragam dan dia selalu mencoba mendalami semua hal. sains, english debate/speech, politics, teater, musik, pramuka, sulap, dancing, hipnotis, dan terakhir kayaknya parkour. Tapi entah dia termasuk multitalented atau hanya mencoba-coba untuk bisa pamer. 
Dia sering menunjukkan trik sulapnya. Dia juga berkali-kali memposting fotonya sedang ber-parkour ria (kayaknya hal yang satu ini ga ada kelanjutannya). Ada lagi, dia selalu bilang ke aku (dan orang lain) kalau dia mengajarkan bahasa Inggris untuk anak SD. Dia juara satu olimpiade biologi tingkat kabupaten. Dia melatih teater di SMP almamaternya, diteruskan ke adik-adik tingkatnya di sekolah yang sekarang. Baiklah, mungkin dia multitalented dan suka mencoba hal baru. Mungkin dia bukan suka pamer, melainkan hanya suka dipuji karena kurang dihargai oleh orangtuanya. Anggapanku begitu.
Alcatraz adalah pengusir setan di kalangan teman-temannya. Kesurupan yang berulang kali terjadi, membuatnya beraksi seperti penangkap jin. Bener-bener menangkap dan memasukkannya ke dalam botol plastik air mineral. Let me tell you about that bottle. Itu adalah sebuah botol bekas air mineral yang tanpa label, peot seperti sucked, yang digunakannya sejak tahun lalu, saat peristiwa kesurupan terjadi besar-besaran di sekolah kita. Waktu itu, ada sekitar dua puluhan anak kesurupan dan ditaro di ruang guru. We (teachers) were only watching them, bengong, capek, bosan, karena terjadi seminggu penuh. Yuk mari! Alcatraz and one of his closest friend (dan punya minat yang sama) sibuk menangkap jin-jin (yang apparently punya nama!) ke dalam botol itu. Aku ingat, waktu itu dia tunjukkin botolnya and said to me, "Ada 12 di dalam sini, Bu." "Ok," kataku. Itu kejadian hampir setahun lalu.
Kemarin (15/11--my God, my anniversary) terulang lagi. Pas jam pelajaranku. And the bottle is still exist. Aku jengkel, karena ga selesai-selesai. Akhirnya aku suruh Alcatraz menyelesaikan semuanya. "No, I don't want too. Karena kita dah dapat larangan dari sekolah untuk berurusan dengan setan," kata Alcatraz diiyakan sobatnya. Aku bingung. "Ga ada yang ngelarang. Bahkan Bu BK bilang kalian harus nyelesaikan," gitu kataku. Si Alcatraz langsung bicara (seperti biasa, sangat cepat), katanya, "Mana, ibunya aja nggak ada minta maaf sama kita. Kita biarin aja begini terus..."  dan bla bla, beneran aku nggak ngerti.Aku kembali ke ruang guru, becoz seriously, there's nothing I can do. I can't see them.

__to be continued__




Monday, November 15, 2010

Kesurupan (again)

Masa-masa kesurupan sudah lama berlalu sebenarnya. Sudah tak ada yang perlu dipusingkan. Setidaknya itulah yang kupikirkan. Sampai hari ini. Tadi upacara Senin, udah panas memang. Setelah itu aku masuk di kelas 3. baru duduk, selesai berdoa, baru ngomong, "Hari ini kita masuk materi terakhir buat kalian... " eh langsung ada yang jatuh. Keras banget pula jatuhnya. (Untung doski gak langsung stroke). Ribut. Biasanya kan emang pingsan adalah opening ceremony-nya kesurupan. "Oke, mungkin dia belum sarapan," kataku. Anak-anak perempuan kusuruh bukain jilbab ma kancing atas bajunya. Sekitar 15 menit kemudian, dia mengejang. Dan selanjutnya, tahu sendiri, beraksi hebat. Anak-anak (yang berkompeten) sibuk megangin. Aku keluar, mau panggil bala bantuan (haiyah). Habisnya, pengen cepet klar dan melanjutkan pelajaran dengan kondusif, tanpa setan dan jin.
Pas turun tangga, langsung ketemu principal. Ngobrol bentar (principal ini dulunya emang mau ditaro di sekolahku, tapi karena beberapa alasan, gak jadi. Makanya, aku sempet kenal. Anak-anak yang sekarang kelas 3 juga dah kenal. He is their favorite. Mine too!), habis itu kutinggal, nyari bala bantuan itu tadi. Aku gak bilang ke beliau. Kasian, beliau kan lagi masuk ke kelas-kelas. 
Setelah ketemu dua bala bantuan, BK dan satu lagi, aku naik ke kelas, dengan dua guru itu. Si kesurupan diam. Jadi, kata ibu yang satu, sudah lanjutkan aja pelajaran, anggap aja ga terjadi apa-apa. Aku lanjutin aja. Eh, malah tereak lagi tu orang. Temen-temennya ngolok, "Ah, kamu akting!" Berbisik dia, "Tolong, tolong!" Karena makin keras, kuteriakin membentak gitu, "Heh!!!!" Sampai anak-anak lain kaget. Malah aku dibentak, "Apa kamu?" Sialan! Aku langsung balik badan, diketawain anak-anak. Habis itu, sampai aku pulang tadi, ada 4 orang yang tertular. Udah selesai, kambuh lagi. Guru-guru dah yakin, ada yang manggil setan-setan ini. Kalau enggak, ngapain dia datang dan ganggu-ganggu. Iya juga sih. Ada tertuduhnya. Si tertuduh sekarang marah-marah ke guru-guru. Termasuk aku. Kenapa? Karena... (bersambung)

Thursday, November 4, 2010

Ibu P

Ada seorang guru yang sudah sangat senior sekali dan saking seniornya sampai murid-muridku berpikir dia akan pensiun secepatnya. Don't hold your breath, kids! Ternyata beliau (di balik wajahnya yang terlihat lebih tua dari eyangku yang sudah hampir 80 tahun) belum tua secara umur. Masih 40 something. My goodness. Kecewalah anak-anak pas tahu kalau beliau baru akan pensiun belasan tahun lagi. Rasakan!!!
Well, what can I say about her? Hmm, a lot! Banyak sekali, sebanyak kata-katanya yang mengucur dari mulutnya yang nggak bisa diam. Pusing kalau ada dia (dan malangnya dia selalu ada--6 hari seminggu). Kita lagi kerja, dia ngajak ngomong. Kita lagi ngobrol, dia langsung nimbrung bahkan dari kejauhan, sambil tereak-tereak. Dan selalu bilang: "Kalau saya," "Kalau bapaknya," "Kalau anak-anak kelas..." Selalu nyamber.
Ada lagi. Beliau sudah lama merantau, tapi logat asalnya ga ilang-ilang. /n/ selalu jadi /ng/. Wah, kupikir-pikir ni orang kalau kuliah fonologi ga lulus-lulus kali ye. Sangat salah! Oleh sebab itu dari dulu dia selalu dijuluki Ibu /../ karena nasalnya itu. Walaupun sudah terbiasa, tapi kita masih sering ketawa dengernya.
Suatu hari dia tereak-tereak karena nyamber pembicaraan kita dan bilang, "Sudah saya telepong." Satu kolegaku yang suka usil bilang, "Telepon, Bu. Telepong itu tai sapi." Ibu itu diam aja.

Tuesday, November 2, 2010

Mencari Teman

Pada suatu hari, Pak Sahab mau pergi ke MGMP mata pelajarannya. Karena terlihat mondar-mandir sudah mengenakan jaket dan tasnya, mata saya sakit. Ni orang kenapa gak pergi-pergi juga? 
"Mau kemana, sih, Pak?" tanyaku. Baiklah, sejak Vina pergi, aku memang jadi kesepian dan "rela" berbasa-basi dengan siapa saja. Tapi Pak Sahab memang orang baik.
"Mau MGMP di kantor biasa, tapi masih entar."
"Dari tadi mondar-mandir, pusing saya. Pergi aja sudah sana."
"Hehehehhe, masih lama, Bu. Oh, saya mampir aja ke SMK ya. Kan ada teman satu di sana, Bu siapa itu?"
"Siapa?" 
"Bu Vina," kata seorang kolega.
"Ya," kata Pak Sahab. "Saya pergi, ya."
Langsung si Heather ngomong ke kolega yang menyebutkan nama Vina tadi. Katanya,"Ada, Pak, guru SMA 5 waktu itu nelpon dan sering SMS ke saya. Katanya, 'Bu, kenapa sih Bu Vina itu SMS-in suami saya terus? Saya sudah suruh suami saya berhenti, masih juga. Malah pakai bahasa Inggris. Kenapa sih dia itu, Bu?'"
Aku pura-pura ga denger. Tapi si Heather nggak sinis sih ngomongnya. Cuman bilang, "Wah, ga tau saya, Bu. Memang orangnya suka gitu kali."
Si kolega itu bilang, "Mungkin cari teman."
Ada satu guru baru nanya, "Bu Vina yang dulu di sini? Oh, begitu kah? Cari teman kok suami orang??"
Dalam hati aku penasaran, kenapa juga sampai istri si suami itu kalang kabut? Palingan juga alasan kerjaan. Kalau bapak-bapak mah seneng-seneng aja digenitin. Memang cara si Vina suka aneh sih. Sering terlalu berakrab-akrab ria dengan laki-laki. Padahal kayaknya kurang pantas. Atau orang sini yang kuno? Termasuk aku kah?














Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...