Monday, March 21, 2011

Bunda (Hampir) Ketinggalan Pesawat

Yang namanya Ibu P memang ga ada habisnya untuk diceritain. Kejadian dalam cerita ini sebenarnya sudah berlangsung sebulan lalu. Tapi, masih lucu kalau diingat-ingat.
Sekitar awal Februari (atau akhir Januari? Lupa!) guru-guru mata pelajaran UN IPS SMA (Geografi, Ekonomi, Sosiologi) se-Penajam dikirim ke Malang untuk mengikuti pelatihan selama seminggu. Di SMA 8, guru Sosiologinya kan berasal dari SMA 1. Nah, sisa jam Sosiologi di kelas X dan XI yang ga bisa beliau penuhi, digantikan oleh Ibu P. Jadi, supaya kuotanya pas semua, dikirim lah Ibu P untuk mengikuti pelatihan itu, walaupun aslinya kan beliau mengajar PKn.
Beberapa guru protes, termasuk Ibu Ani-Kur. Protesnya langsung ke Kabid. Bukan apa-apa, takut malu-maluin pas di sana. Malu-maluin karena selain ngomong ga jelas juntrungannya kemana, kepedean juga kadang, ga sadar kalau salah, dan seringkali omongannya malah menunjukkan keenggaktahuannya. Kasihan, kan. Well, jawaban dari Kabid, yah, daripada kuota yang sudah disiapkan malah ga terisi, kan sayang.
Singkat kata, beliau berangkat bersama semua guru, diantar oleh Kabid. Dunia SMA 8 menjadi tenang selama seminggu. Melegakan! walaupun guru piket kelimpungan ngasih tugas karena asli, membingungkan dan instruksinya salah-salah. Tiga hari berselang, Bu Ani-Kur cerita, dia diberitahu Kabid tentang "kehebatan" Ibu P.
"Waduh," kata Kabid. "Kepala saya mau pecah ngurusin orang satu itu. Beliau hilang di airport. Sudah pegang boarding pass masing-masing, sudah masuk ke ruang tunggu, dia keluar lagi."
"Ngapain?" kata Bu Kur.
"Nyariin barangnya, takut hilang katanya. Tapi sebentar, Bu. Sebelum ketemu dia, saya pusing nyariin beliau di mana. Pas ketemu, ternyata ga bisa masuk ke ruang tunggu lagi, soalnya boarding passnya dah beliau sobek-sobek dan dibuang entah di mana."
"Jadi gimana?"
"Saking sudah terburu-buru dan takut ketinggalan pesawat, saya siap membayar lagi, untuk dapat boarding pass lagi. Eh, petugasnya ga mau, katanya harus dicari sampai dapat. Pecah beneran kepala saya, Bu!"
"Jadi, ketemu?"
"Iya, sudah dirobeknya dan harus ngorek-ngorek sampah. Jera saya, Bu. Nggak mau saya mengirim orang itu kemana-mana setelah ini."
Di sekolah, jadi bahan tertawaan lah (selama beberapa hari). Aku pikir ya, dan kubilang ke temen-temen, kalau beneran belum pernah naik pesawat (yang katanya dah pernah), coba anteng aja, ngikutin sapa kek, yang udah tahu. Jangan kepedean sendiri. Malah sibuk mau cari barang takut ilang. My goodness!
Pulang dari Malang, hari Senin masuk, langsung jadi pembina upacara. Ceritalah dia soal di Malang, "Saya waktu pelatihan di Malang, dibilangin kalau KKM PKn harus 75." Lha, kita pandang-pandangan, bukannya waktu itu pelatihan Sosiologi, Bu?
Trus, Pak D yang guru Ekonomi cerita pas hari Senin itu, "Wah, saya dibangunkan Bu P pagi-pagi bener. Jadi, kita kan disuruh olahraga jam enam pagi. Jadi, masih jam setengah lima bu, kamar saya diketok. Saya langsung siap-siap ganti baju olahraga dan pakai sepatu. Pas saya liat jam, kan sudah saya ubah ke WIB, ternyata masih jam 5. Sialan!"
"Ada lagi, Bu," tambahnya. "Suatu hari, dia resah dan gelisah karena kehilangan handphone dan dompet. Kita semua ikutan susah karena bantuin nyari."
"Hah, terus gimana? Hilang dimana sih?"
"Ketemu di dalam tas orang. Rupanya dompet dan handphone-nya dia masukkan ke dalam tas orang!"
Aku: tepok jidat! Innalilahi!



Demi kepentingan bersama, gambar ini saya blur-kan :P

4 comments:

  1. tetep ada aja y org jenis begini. rasanya pengen burning her in hell deh =))

    ReplyDelete
  2. jangan bu, udah gosong soalny doski. cape de kl ada dy di sekitar kita

    ReplyDelete
  3. wkwkwkwkw bu kasiannya bu dia udh dapet ikon "BARBIE" dari kami, masih di ketawain maguru2 toh bu, tapi mank sie bu saya sampai sekarang masih heran, kog bisa jadi guru ya bu?

    ReplyDelete
  4. jiaaahhh ente aj heran, apalagi ane. berhubung km dah mw lulus, gapapa deh dibongkar semua rahasianya

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...